RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
SMA NEG 1 SUNGGUMIASA KAB.GOWA
LILIS ASRIANI / 071 404 010
JURURSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2010
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas/Semester : XI IPA1 / I
Pertemuan ke- : I - III
Alokasi Waktu : 5 x 40 menit (3 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi
organ
manusia dan hewan tertentu,
kelainan penyakit yang
mungkinsalingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.1 Menjelaskan keterkaitan antara
struktur,fungsi, dan proses,
serta kelainan/penyakit
yang dapat terjadi pada
sistem gerak pada manusia.
Indikator : 3.1.1. Menjelaskan fungsi tulang
berdasarkan struktur dan sifatnya.
3.1.2. Mendeskripsikan macam-macam tulang
Berdasarkan struktur dan sifatnya.
3.1.3. Menerangkan proses pembentukan tulang.
3.1.4. Mendeskripsikan struktur rangka manusia.
3.1.5. Mendeskripsikan macam macam
persendian pada manusia.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran siswa/peserta didik diharapkan mampu :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan tulang
2. Mengelopokkan jenis-jenis tulang
3. Memahami mekanisme pembentukan tulang
4. Mengelompokkan bentuk-bentuk tulang
5. Memahami fungsi tulang/rangka
6. Membedakan antara rangka aksial dan apendikuler
7. Mengelompokkan hubungan antar tulang/sendi
8. Memahami kelainan pada tulang
9. Memahami gangguan pada tulang
10. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan otot
11. Mengelompokkan jenis otot
12. Menjelaskan sifat kerja otot
13. Menjelaskan mekanisme gerak otot
14. Memahami gangguan pada otot.
II. Materi Ajar
SISTEM GERAK MANUSIA
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsang baik dari dalam maupun dari luar. Gerak dapat berupa gerak sebagian dapat pula gerak seluuh tubuh seperti berpindah tempat.
a. TULANG
Tulang disebut alat gerak pasif karena digerakkan oleh otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peran penting karena gerak tidak akan terjadi pada tulang
Tulang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang (osteon). Tulang tersusun atas osteoblas : sel tulang muda yang membentuk osteosit, osteosit : sel-sel tulang dewasa, osteoprogenator : merupakan sel khusus, osteoklas : merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat disekitar permukaan tulang.
b. PEMBENTUKAN TULANG
Tulang terbentuk secara segera setelah tulang rawan terbentuk. Kartilago (tulang rawan) terbentuk dari sel-sel mesenkim. Setelah kartilago terbentuk maka bagian dalamnya akan berongga dan berisi osteoblas. Osteoblas juga menempati jaringan seluruhnya dan membentuk sel-sel tulang. Sel tulang dibentuk dari arah dalam keluar atau proses pembuatannya konsentris. Setiap satuan-satuan sel tulang mengelilingi satu pembuluh darah dan saraf membentuk satu sistem yang disebut sistem havers. Disekeliling sl-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi mariks tulang. Kelak di dalam protein ini terdapat kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses penullangan disebut osifikasi.
c. BENTUK TULANG
Berdasarkan bentuknya terdapat tiga macam bentuk utama tulang yang menyusun rangka tubuh, yaitu tulang pipa, tulang pipih dan tulang pendek dan adapula tulang tak berbentuk.
Tulang pipa (panjang) merupakan tulang yang berbentuk tabung dan berongga. Di ujung tulang pipa terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Contohnya tulang betis, tulang kering, tulang hasta, tulang pengumpil dll.
Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons di dalamnya terdapat sumsung tulang. Tulang ini berfungsi sebagai pelindung atau untuk memperkuat, contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat dan tulang tengkorak,
Tulang pendek merupakan tulang yang berbentuk kubus dan terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas tulang belakang.
Tulang tak bebentuk merupakan bentuk yang tidak berbentuk yang tidak tertentu. Tulang ini terdapat di wajah dan di tulang belakang.
d. FUNGSI TULANG
Adapun fungsi tulang pada manusia selain menyusun rangka adalah sebagai berikut :
1. Member bentuk tubuh
2. Melindungi alat tubuh yang vital
3. Menahan dan menegakkan tubuh
4. Tempat perlekatan otot
5. Tempat menyimpan mineral terutama kalsium dan fosfor
6. Tempat pembentukan sel darah
7. Tempat menyimpan energy, yakni berupa lemak yang tersimpan di sumsum dinding tulang.
e. HUBUNGAN ANTAR TULANG
Di dalam sistem rangka terdapat tiga jenis hubungan antar tulang yaitu sinatrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.sinatrosis contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa. Contoh amfiartrosis adalah sendi antara tulang betis dan tulang kering. Contoh diartrosis adalah sendi engsel, sendi putar, sendi pelana atau sela, sendi kondiloid, sendi peluru, dan sendi luncur
f. SISTEM RANGKA
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka kemudian sistem rangka menyusun kerangka tubuh seperti yang dilihat pada gambar berikut
Rangka dibagi atas dua yaitu rangka aksial dan rangka apendikuler.
Rangka aksial terdiri dari tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk
Rangka apendikuler terdiri dari pinggul, bahu, telapak tangan, tulang lengan, tungkai dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak tangan dan kaki.
g. KELAINAN DAN GANGGUAN PADA TULANG
Gangguan pada tulang dapat mengganggu proses gerakan yang normal. Kelainan dan gangguan dapat terjadi karena kekurangan vitamin D, penyakit, kecelakaan, atau karena kebiasaan sikap tubuh yang salah dalam waktu lama.
Kekurangan vitamin D menyebabkan kaki berbentuk O atau X
Kecelakaan dapat menyebabkan gangguan berupa memar dan faktura (patah tulang)
Kebiasaan sikap tubuh yang salah dapat menyebabkan gangguan tulang berupa lordosis, kifosis dan skoliosis seperti tampak pada gambar berikut
h. OTOT
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memiliki tiga karakter yaitu kontraksibilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas. Otot dibagi menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung.
Sifat kerja otot dibedakan atas antagonis dan sinergis.
III. Metode Pembelajaran :
Ceramah
Tanya Jawab
IV. Langkah-langkah pembelajaran Pertemuan I
Jenis Kegiatan Waktu
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar dengan menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
2. Melakukan apersepsi dengan cara menghubungkan materi sebelumnya yang akan dibahas dengan pertemuan ini. Memberikan pertanyaan dasar.
2 menit
3 menit
B. Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran (Sistem gerak manusia). Dengan menggunakan media Torso rangka mausia
2. Guru menunjukkan dan menjelaskan bagian-bagian tulang yang terdapat pada torso tersebut.
3. Guru memberikan evaluasi di dalam proses belajar mengajar.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang kurang dimengerti oleh siswa.
25 menit
35 menit
5 menit
5 menit
C. Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang apa yang telah dijelaskan dalam proses pembelajaran. Untuk menguji kemampuan menyimak siswa.
2. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
3. Guru mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi pelajaran selanjutnya yaitu hubungan antar tulang dan otot. Dan memberikan tugas rumah yaitu tugas berupa teka teki silang yang terkait dengan pelajaran yg telah dibahas.
7 menit
5 menit
3 menit
Langkah-langkah pembelajaran Pertemuan II
Jenis Kegiatan Waktu
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar dengan menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
2. Melakukan apersepsi dengan cara menghubungkan materi sebelumnya yang akan dibahas dengan pertemuan ini. Memberikan pertanyaan dasar. Dan memerintahkan pada siswa untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
2 menit
3 menit
B. Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran (system gerak manusia dalam hal ini adalah hubungan antar tulang dan otot). Dengan menggunakan media gambar
2. Guru menunjukkan dan menjelaskan gambar otot dan sendi kepada siswa
3. Guru memberikan evaluasi di dalam proses belajar mengajar.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang kurang dimengerti oleh siswa.
40 menit
15 menit
8 menit
7 menit
C. Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang apa yang telah dijelaskan dalam proses pembelajaran. Untuk menguji kemampuan menyimak siswa.
2. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
3. Guru mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari tentang gangguan pada tulang, rangka dan otot. Dan memberikan tugas rumah yakni menvari satu contoh gangguan pada rangka atau tlang dan mendeskripsikannya.
7 menit
5 menit
3 menit
Langkah-langkah pembelajaran Pertemuan III
Jenis Kegiatan Waktu
B. Kegiatan Awal (4 menit)
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar dengan menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
2. Melakukan apersepsi dengan cara menghubungkan materi sebelumnya yang akan dibahas dengan pertemuan ini. Memberikan pertanyaan dasar.
2 menit
2 menit
B. Kegiatan Inti (30 menit)
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran (sistem gerak manusia dalam hal ini adalah gangguan pada system rangka, tulang dan otot). Dengan menggunakan media gambar
2. Guru memberikan evaluasi di dalam proses belajar mengajar.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang kurang dimengerti oleh siswa.
20 menit
5 menit
5 menit
C. Kegiatan Akhir (6 menit)
1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang apa
yang telah dijelaskan dalam proses pembelajaran. Untuk
menguji kemampuan menyimak siswa.
2. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
3. Guru mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari semua materi yang telah diberikan yaitu sistem gerak pada manusia karena pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan harian/evaluasi.
2 menit
2 menit
2 menit
V. Media Pembelajaran
Gambar
Torso
VI. Sumber Pemebelajaran
Buku Paket Biologi Kelas XI Penerbit Erlangga
VII. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian
Tes tertulis
b. Bentuk instrument
Isian
jadikanlah halaman ini sebagai sumber informasi yang bermanfaat bagi kita semua..........
Gedies Turatea
JePOoT Bisa TonJiEee
Kamis, 04 November 2010
Kamis, 15 April 2010
lapran ekologi tumbuhan
(Jumlah Minimum Dan Luas Minimum)
OLEH
Nama : Lilis Asriani
Nim : 071404010
Kelas : B
Kelompok : I
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan alam
Universitas Negeri Makassar
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa biologi pada zaman ini sangat beruntung karena kita berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat. biologi telah melejit sebagai ilmu sentral. biologi kini menjadi ilmu penghubung dari semua ilmu alam, dan merupakan persimpangan tersibuk dan mempertemukan ilmu alam dan ilmu sosial. Biologi telah menjadi berita berhari-hari. kemajuan-kemajuan dalam bioteknologi, ilmu kesehatan, ilmu petanian dan pengawasan lingkungan hanyalah sebagian kecil dari kenyataan betapa biologi begitu mempengaruhi kehidupan masyarakat melebihi masa-masa sebelumnya.
Biologi adalah ilmu yang mengundang inspirasi, biologi adalah ilmu yang penting. Kini kita semakin dekat menuju pemahaman mengenai bagaimana sel tunggal tumbuh atau berkembang menjadi tumbuhan dan hewan, bagaiman fikiran manusia bekerja, dan bagaimana kehidupan yang begitu beragam di muka bumi ini. Untuk mahasiswa dan pengajar biologi tiada masa terindah seindah masa ini. masa ini adalah masa yang menantang untuk belajar biologi.
Dalam mempelajari biologi, kita tidak hanya mempelajari tetang bagaimana cara bernapas, sistem oragan tubuh manusia, dan sistem gerak. Tetapi dalam biologi terdapat berbagai macam ilmu yang akan dipelajari. Diantaranya yaitu ilmu botani, fisiologi, zoologi, ekologi, anatomi, morfologi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan dari uraian di atas maka, Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu biologi adalah ekologi. Dimana ilmu ekologi mencakup ekologi hewan dan ekologi tumbuhan. ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang interaksi makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) dengan lingkungan sekitarnya. Dalam mempelajari ilmu ekologi juga tidak lepas dari geografi karena menyangkut tentang lingkungan. Dalam ekologi juga dipelajari tentang populasi, komunitas, ekosistem, biosfer dan lain sebagainya. Dalam hidupnya organisme atau makhluk hidup menempati tempat atau habitat yang berbeda-beda ada yang hidupnya di darat, di laut, di pesisir pantai, di pegunungan dan lain sebagainya.
Untuk lebih mengetahui tentang ekologi, maka kita tidak hanya mempelajari tentang teorinya saja tetapi juga melakukan percobaan atau praktikum. Salah satu unit praktikum dari praktikum ekologi Tumbuhan adalah Jumlah minimum dan luas minimum. Dalam melakukan praktikum ini diharapkan kami dapat mengetahui organisme apa saja yang terdapat pada suatu kumunitas. Dalam mengangamati jumlah minimum kita melakukannya dengan cara pelemparan plot sebanyak 45 kali. Dan dalam menjumlah luas minimum dilakukan dengan cara membuat lahan dengan ukuran 25 x 25, 25x 50, 50 x 50, 50 x 100, 100 x 100 dan kemudian menghitug jumlah individu yang terdapat di dalam plot dan lahan yang telah dibuat.
Oleh karena itu untuk mengetahui jumlah minimum dan luas minimum orgaisme yang hidup dalam satu komunitas tertentu maka dilakukanlah praktikum ini.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Untuk menghitung jumlah minimum organism dalam satu komunitas tertentu.
2. Untuk menghitung luas minimum lahan suatu komunitas tertentu.
C. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat megetahui bagaimana cara menghitung jumlah minimum dan luas minimum organism dalam satu komunitas tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekologi adalah ilmu pengetahuan yang termasuk salah satu cabang biologi. Ekologi mempelajari saling hubungan antara organisme satu dengan organisme lainnya dalam satu populasi dan populasi lainnya, serta saling hubungan antara organisme dengan faktor-faktor fisik dari lingkungannya. Sehubungan dengan uraian sebelumnya, maka dapat dinyatakan ekologi hewan dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan anatara hewan dengan lingkungannya. Ekologi hewan menyangkut 3 aspek pokok yaitu deskriptif yaitu menyangkut pengetahuan tentang cara hidup hewan, kuantitatif memberikan informasi yang menyangkut tentang ukuran-ukuran kondisi lingkungan dan batas-batas toleransi hewan terhadap fluktuasi faktor lingkungan, dan analitik-sintetik menganalisis lingkungan beserta pengaruhnya dengan cara memvariasikan kondisi faktor tertentu di bawah kondisi faktor lain yang terkontrol. Dalam mempelajari ilmu ekologi kita akan membahas tentang individu, populasi, komunitas, ekosistem, biosfer (Susanto, 2000).
Pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan. Jadi luas daerah ini disebut luas minimum. Cara menentukan luas minimum sebagai berikut:
1. Dibuat petak contoh dengan ukuran misal (0,5 x 0,5) m2 ¾¾® petak 1.
2. Hitung jumlah spesies yang ada pada petak tersebut.
3. Petak tadi diperluas 2 kali luas petak 1, ini ¾¾® petak ke 2.
4. Dihitung jumlah spesies yang ada (penjumlahan komulatif).
5. Penambahan luas petak dihentikan kalau jumlah spesies tidak bertambah lagi.
Dari data yang telah diperoleh dibuat kurva :
1. Luas petak contoh sebagai absis (sb X)
2. Jumlah spesies sebagai ordinat (sb Y)
Kemudian dihitung 10% nya luas yang dicapai dan 10% jumlah spesies. Kemudian ditarik garis resultansinya dari (dari 10% tadi). Setelah itu ditarik garis singgung pada kurve yang sejajar resultante tersebut. Kemudian dari titik singgungnya ditarik garis ke absis yang sejajar ordinat. Maka luas minimum petak (plot) dapat diketahui (Anonima, 2010).
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Anonimb, 2010).
Ukuran kuadrat terbagus yang dipakai tergantung pada hal (item) yang harus diukur. jika cover sendiri adalah penting, kemudian ukuran tidak merupakan suatu faktor. kenyatannya kuadrat dapat menyusut menjadi garis dengan satu dimensi atau menjadi titik tanpa dimensi. tetapi jumlah tumbuhan perunit area atau pola dispersal harus diukur, kemudian ukuran kuadrat adalah sangat penting. Satu ukuran bagus adalah memakai satu ukuran kuadrat paling sedikit dua kali luas rata-rata luas kanopi spesies besar yang lain dengan memakai ukuran kuadrat yang mengijinkan hanya satu atau dua spesies untuk hadir dalam semua kuadrat. Lain halnya menggunakan ukuran kuadrat yang memungkinkan kebanyakan spesies untuk hadir tak lebih daripada 80% semua kuadrat (Hardjosuarno, 1990).
ukuran plot minimal dapat ditentukan dengan cara survey pendahuluan untuk menentukan ukuran luas plot minimal. menentukan luas minimal plot dapat dilakukan dengan cara membuat kurva luas minimal terlebih dahulu. untuk bentuk plot persegi dimulai dengan membuat sebuah plot (bidang datar) persegi pada satu tegakan dengan kuadrat (luas) terkecil, misalnya untuk lapangan rumput adalah 25 x 25 Cm2, selanjutnya dicatat spesies tumbuhan yang ada dalam kuadrat terkecil. kemudian kuadrat diperluas dua kali luas semula dan kemudian penambahan spesies baru yang terdapat di dalam kuadrat luasan di catat (Suprianto, 2001).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Rabu 07 Maret 2010
Waktu : Pukul 16.00 s/d 17.45 WITA.
Tampat : Lapangan Gedung Sao Panrita (IKA) UNM Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Luas minimum
1. Tali raffia
2. Mistar
3. Alat tulis menulis
b. Jumlah minimum
1. 2 buah plot
2. Meteran
3. Alat tulis menulis
2. Bahan
Jenis tumbuhan yang terdapat di dalam plot yang telah dibuat dan yang telah di lempar.
C. Prosedur Kerja
1. Luas Minimum
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
b. Membuat plot pertama dengan ukuran 25 x 25 cm kemudian mengamati plot tersebut, mencatat tumbuhan apa saja yang terdapat di dalam plot dan menhitung jumlah spesiesnya.
c. Membuat plot kedua yang bersambungan dengan plot pertama dengan ukuran 25 x 50 cm kemudian mengamati plot tersebut, mencatat tumbuhan apa saja yang terdapat di dalam plot dan menhitung jumlah spesiesnya.
d. Membuat plot ketiga yang bersambungan dengan plot yang sebelumnya dengan ukuran 50 x 50 cm kemudian mengamati plot tersebut, mencatat tumbuhan apa saja yang terdapat di dalam plot dan menhitung jumlah spesiesnya.
e. Membuat plot keempat yang bersambungan dengan plot yang sebelumnya dengan ukuran 50 x 100 cm kemudian mengamati plot tersebut, mencatat tumbuhan apa saja yang terdapat di dalam plot dan menhitung jumlah spesiesnya.
f. Membuat plot kelima yang bersambungan dengan plot yang sebelumnya dengan ukuran 100 x 100 cm kemudian mengamati plot tersebut, mencatat tumbuhan apa saja yang terdapat di dalam plot dan menhitung jumlah spesiesnya.
2. Jumlah Minimum
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur lahan sebesar 15 x 15 m dengan menggunakan meteran.
3. Melaukan pelemparan plot sebanyak 15 kali dan dalam satu kali pelemparan plot dilakukan 3 seri. Maka pelemparan plot dilakukan sebanyak 45 kali.
4. Melempar plot dalam lahan secara menyebar dan tidak melempar plot di luar lahan yang telah diukur.
5. Setelah melempar plot, mengamati, mencatat dan menghitung jumlah spesies yang terdapat di dalam plot. begitu seterusnya sampai pada plot ke 45.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Luas Minimum
NO LUAS JENIS SPESIES JUMLAH SPESIES
1 25 x 25 Digiteria hastata
Spesies A 2
2 25 x 50 Digiteria hastata
Spesies A 2
3 50 x 50 Mucuna pruriens
Digiteria hastata
Spesies A 3
4 50 x 100 Mucuna pruriens
Digiteria hastata
Spesies A 3
5 100 x 100 Centrosema pubes
Mucuna pruriens
Digiteria hastata
Spesies A 4
2. Jumlah Minimum
NO SERI PLOT NAMA SPESIES JUMLAH
1 1 A Mucuna pruriens
Sida guri
Digiteria hastata 5
B Centrocema pubes
C Casia alata
2 2 A Mucuna pruriens
Tridas procumbens
Digiteria hastata 5
B Sida guri
Centrocema pubes
C -
3 3 A Mucuna pruriens
Centrocema pubes 8
B Ipomea sp
Casia alata
C Mimosa pudica
Spesies A
Sida guri
Digiteria hastata
4 4 A Mucuna pruriens
Digiteria hastata
Casia alata 6
B Sida guri
Ipomea sp
C Urang aring
5 5 A Ipomea sp
Digiteria hastata
Casia alata
Centrocema pubes
Sida guri 7
B Tridas procumbens
C Spesies B
6 6 A Rumput A
Rumput B
Spesies A
Colopogonium mucoides 4
B -
C -
7 7 A Colopogonium mucoides
Rumput A
Rumput B
Sida retusa
Ipomea triangularis
Tridas procumbens 7
B Spesies A
C -
8 8 A Tridas procumbens
Rumput A 3
B -
C Mimosa pudica
9 9 A Colopogonium mucoides
Casia alata
Meremia ultifolia
Rumput A 5
B Sida retusa
C -
10 10 A Rumput A
Rumput B
Colopogonium mucoides
Centrocema pubes
Sida retusa
B -
C -
11 11 A Colopogorium mucoides
Sida retusa
Digiteria hastata 4
B Casia alata
C -
12 12 A Mimosa pudica
Clemea aspersa
Meremia ultifolia ultifolia
Ipomea sp
Tridas prokumbens
Centrosema pubes 10
B Sida retusa
Casia alata
Tagetes
C Spesies A
13 13 A Tridas prokumbens
Centrosema pubes
Spesies A 5
B Mimosa pudica
Tageta
C -
14 14 A Tridas prokumbens
Colopogonium mucoides
Casia alata
Meremia ultifolia fitifolia
Ipomea sp 6
B Ipomea truangularis
C -
15 15 A Tridas prokumbens
Ipomea sp
Mimosa pudica
Centrosema pubes
Meremia ultifolia fitifolia 6
B Colopogonium mucoides
C -
C. Pembahasan
1. Luas Minimum
Pada kesempatan kali ini kami akan melakukan pengamatan tentang luas minimum. Dalam melakukan praktikum kami membuat 5 lahan-lahan yang berukuran 25 x 25, 25 x 50, 50 x 50, 50 x 100, dan 100 x 100. dan dalam lahan inilah kami mengamati tumbuhan apa saja yang terdapat di dalamnya dan menghitung julah spesiesnya. dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data pada lahan/plot yang berukuran 25 x 25 cm ditemukan adanya 2 jenis tumbuhan yantu Digiteria hastata dan jenis tumbuhan yang tidak diketahui namanya yang disepakati dengan nama spesies A. Pada plot kedua dengan ukuran 25 x 50 cm sama saja dengan plot pertama yaitu ditemukan adanya 2 jenis tumbuhan. pada plot ketiga dengan ukuran 50 x 50 cm ditemukan adanya 3 jesis tumbuhan yakni Digiteria hastata, Mucuna pruriens, dan Spesies A. Pada plot keempat dengan ukuran 50 x 100 cm sama saja dengan plot ketiga ditemukan adanya 3 jenis tumbuhan yaitu Digiteria hastata, Mucuna pruriens, dan Spesies A. Pada plot terakhir dengan ukuran 100 x 100 cm ditemukan adanya 4 jenis tumbuhan yaitu Digiteria hastata, Mucuna pruriens, Centrosema pubes dan Spesies A.
Teori yang ada menyatakan baha Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Anonim, 2010)
2. Jumlah minimum
Pada kesempatan kali ini selain mengamati tentang jumlah minimum kami juga mengamati tentang luas minimum. Pada pengamatan luas minimum kami menggunakan plot untuk melakukan pengamatan. Plot dilempar sebanyak 15 kali tapi dalam 1 kali pelemparan terdapat 3 seri jadi jumlah keseluruhan peleparan adalah 45 kali pelemparan plot. Berdasarakan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pelemparan plot pertama seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mucuna pruriens, Sida guri, Digiteria hastata, Centrocema pubes, Casia alata. Pada pelemparan plot kedua seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mucuna pruriens, Tridas procumbens, Sida guri, Digiteria hastata, Centrocema pubes. Pada pelemparan plot ketiga seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mucuna pruriens,Ipomea sp, Sida guri, Digiteria hastata, Centrocema pubes, Casia alata, Mimosa pudica, dan Spesies A. Pada pelemparan plot keempat seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mucuna pruriens, Sida guri, Digiteria hastata, Ipomea sp, Casia alata dan Urang-aring. Pada pelemparan plot kelima seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Ipomea sp, Sida guri, Digiteria hastata, Centrocema pubes, Casia alata, Tridas procumbens dan Spesies B. Pada pelemparan plot keenam seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Rumput A, Rumput B, Spesies A dan Colopogonium mucoides. Pada pelemparan plot ketujuh seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Colopogonium mucoides, Ipomea triangularis, Sida retusa, Tridas procumbens dan Spesies A. Pada pelemparan plot kedelapan seri A, B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Rumput A, Tridas procumbens dan Mimosa pudica. Pada pelemparan plot kesembilan seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Colopogonium mucoides, Miremia sp, Casia alata, Sida retusa, dan Rumput A. Pada pelemparan plot kesepuluh seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Colopogonium mucoides, Centrosema sp, Sida retusa,Rumput A dan Rumput B. Pada pelemparan plot kesebelas seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Colopogonium mucoides, Casia alata, Sida retusa dan Digiteria hastata. Pada pelemparan plot keduabelas seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mimosa pudica, Clemea aspersa, Meremia ultifolia ultifolia, Ipomeas sp, Sida retusa, Tridas procumbent, Centrosema pubes, Casia alata, Tagetes dan Spesies A. . Pada pelemparan plot ketigabelas seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mimosa pudica, Tridas procumbens, Centrosema pubes, Tagetes dan Spesies A. Pada pelemparan plot keempatbelas seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Colopogonium mucoides, Meremia ultifolia ultifolia, Ipomeas sp, Tridas procumbens, Casia alata dan Ipomea triangularis. Pada pelemparan plot terakhir seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mimosa pudica, Meremia ultifolia ultifolia, Ipomeas sp, Tridas procumbens, Centrosema pubes, Colopogonium mucoides.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh/plot yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang.
2.
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan untuk praktikum selanjutnya antara lain :
1. Hendaknya dalam melaksanakan praktikum para praktikan dapat dengan teliti menghitung jumlah spesies yang terdapat pada setiap plot dan sekiranya dapat bersungguh-sungguh dalam melakukan pengamatan.
2. Diharapkan kepada asisten agar dapat membimbing praktikannya dengan baik agar praktikan dapat bersungguh-sungguh dalam melakukan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. http://www.che@blog.com/doc/analisisvegetasiluasminimum. Diakses pada 11 April 2010.
Anonimb. 2010. http://www.Dedy’s_Site.com/doc//Analisavegetasi. Diakses pada 11 April 2010.
Hardjosuwarn, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM
Suprianto, Bambang. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Bandung: UPI
Susanto, Pudyo. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Malang: PPGSM
OLEH
Nama : Lilis Asriani
Nim : 071404010
Kelas : B
Kelompok : I
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan alam
Universitas Negeri Makassar
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa biologi pada zaman ini sangat beruntung karena kita berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat. biologi telah melejit sebagai ilmu sentral. biologi kini menjadi ilmu penghubung dari semua ilmu alam, dan merupakan persimpangan tersibuk dan mempertemukan ilmu alam dan ilmu sosial. Biologi telah menjadi berita berhari-hari. kemajuan-kemajuan dalam bioteknologi, ilmu kesehatan, ilmu petanian dan pengawasan lingkungan hanyalah sebagian kecil dari kenyataan betapa biologi begitu mempengaruhi kehidupan masyarakat melebihi masa-masa sebelumnya.
Biologi adalah ilmu yang mengundang inspirasi, biologi adalah ilmu yang penting. Kini kita semakin dekat menuju pemahaman mengenai bagaimana sel tunggal tumbuh atau berkembang menjadi tumbuhan dan hewan, bagaiman fikiran manusia bekerja, dan bagaimana kehidupan yang begitu beragam di muka bumi ini. Untuk mahasiswa dan pengajar biologi tiada masa terindah seindah masa ini. masa ini adalah masa yang menantang untuk belajar biologi.
Dalam mempelajari biologi, kita tidak hanya mempelajari tetang bagaimana cara bernapas, sistem oragan tubuh manusia, dan sistem gerak. Tetapi dalam biologi terdapat berbagai macam ilmu yang akan dipelajari. Diantaranya yaitu ilmu botani, fisiologi, zoologi, ekologi, anatomi, morfologi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan dari uraian di atas maka, Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu biologi adalah ekologi. Dimana ilmu ekologi mencakup ekologi hewan dan ekologi tumbuhan. ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang interaksi makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) dengan lingkungan sekitarnya. Dalam mempelajari ilmu ekologi juga tidak lepas dari geografi karena menyangkut tentang lingkungan. Dalam ekologi juga dipelajari tentang populasi, komunitas, ekosistem, biosfer dan lain sebagainya. Dalam hidupnya organisme atau makhluk hidup menempati tempat atau habitat yang berbeda-beda ada yang hidupnya di darat, di laut, di pesisir pantai, di pegunungan dan lain sebagainya.
Untuk lebih mengetahui tentang ekologi, maka kita tidak hanya mempelajari tentang teorinya saja tetapi juga melakukan percobaan atau praktikum. Salah satu unit praktikum dari praktikum ekologi Tumbuhan adalah Jumlah minimum dan luas minimum. Dalam melakukan praktikum ini diharapkan kami dapat mengetahui organisme apa saja yang terdapat pada suatu kumunitas. Dalam mengangamati jumlah minimum kita melakukannya dengan cara pelemparan plot sebanyak 45 kali. Dan dalam menjumlah luas minimum dilakukan dengan cara membuat lahan dengan ukuran 25 x 25, 25x 50, 50 x 50, 50 x 100, 100 x 100 dan kemudian menghitug jumlah individu yang terdapat di dalam plot dan lahan yang telah dibuat.
Oleh karena itu untuk mengetahui jumlah minimum dan luas minimum orgaisme yang hidup dalam satu komunitas tertentu maka dilakukanlah praktikum ini.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Untuk menghitung jumlah minimum organism dalam satu komunitas tertentu.
2. Untuk menghitung luas minimum lahan suatu komunitas tertentu.
C. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat megetahui bagaimana cara menghitung jumlah minimum dan luas minimum organism dalam satu komunitas tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekologi adalah ilmu pengetahuan yang termasuk salah satu cabang biologi. Ekologi mempelajari saling hubungan antara organisme satu dengan organisme lainnya dalam satu populasi dan populasi lainnya, serta saling hubungan antara organisme dengan faktor-faktor fisik dari lingkungannya. Sehubungan dengan uraian sebelumnya, maka dapat dinyatakan ekologi hewan dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan anatara hewan dengan lingkungannya. Ekologi hewan menyangkut 3 aspek pokok yaitu deskriptif yaitu menyangkut pengetahuan tentang cara hidup hewan, kuantitatif memberikan informasi yang menyangkut tentang ukuran-ukuran kondisi lingkungan dan batas-batas toleransi hewan terhadap fluktuasi faktor lingkungan, dan analitik-sintetik menganalisis lingkungan beserta pengaruhnya dengan cara memvariasikan kondisi faktor tertentu di bawah kondisi faktor lain yang terkontrol. Dalam mempelajari ilmu ekologi kita akan membahas tentang individu, populasi, komunitas, ekosistem, biosfer (Susanto, 2000).
Pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan. Jadi luas daerah ini disebut luas minimum. Cara menentukan luas minimum sebagai berikut:
1. Dibuat petak contoh dengan ukuran misal (0,5 x 0,5) m2 ¾¾® petak 1.
2. Hitung jumlah spesies yang ada pada petak tersebut.
3. Petak tadi diperluas 2 kali luas petak 1, ini ¾¾® petak ke 2.
4. Dihitung jumlah spesies yang ada (penjumlahan komulatif).
5. Penambahan luas petak dihentikan kalau jumlah spesies tidak bertambah lagi.
Dari data yang telah diperoleh dibuat kurva :
1. Luas petak contoh sebagai absis (sb X)
2. Jumlah spesies sebagai ordinat (sb Y)
Kemudian dihitung 10% nya luas yang dicapai dan 10% jumlah spesies. Kemudian ditarik garis resultansinya dari (dari 10% tadi). Setelah itu ditarik garis singgung pada kurve yang sejajar resultante tersebut. Kemudian dari titik singgungnya ditarik garis ke absis yang sejajar ordinat. Maka luas minimum petak (plot) dapat diketahui (Anonima, 2010).
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Anonimb, 2010).
Ukuran kuadrat terbagus yang dipakai tergantung pada hal (item) yang harus diukur. jika cover sendiri adalah penting, kemudian ukuran tidak merupakan suatu faktor. kenyatannya kuadrat dapat menyusut menjadi garis dengan satu dimensi atau menjadi titik tanpa dimensi. tetapi jumlah tumbuhan perunit area atau pola dispersal harus diukur, kemudian ukuran kuadrat adalah sangat penting. Satu ukuran bagus adalah memakai satu ukuran kuadrat paling sedikit dua kali luas rata-rata luas kanopi spesies besar yang lain dengan memakai ukuran kuadrat yang mengijinkan hanya satu atau dua spesies untuk hadir dalam semua kuadrat. Lain halnya menggunakan ukuran kuadrat yang memungkinkan kebanyakan spesies untuk hadir tak lebih daripada 80% semua kuadrat (Hardjosuarno, 1990).
ukuran plot minimal dapat ditentukan dengan cara survey pendahuluan untuk menentukan ukuran luas plot minimal. menentukan luas minimal plot dapat dilakukan dengan cara membuat kurva luas minimal terlebih dahulu. untuk bentuk plot persegi dimulai dengan membuat sebuah plot (bidang datar) persegi pada satu tegakan dengan kuadrat (luas) terkecil, misalnya untuk lapangan rumput adalah 25 x 25 Cm2, selanjutnya dicatat spesies tumbuhan yang ada dalam kuadrat terkecil. kemudian kuadrat diperluas dua kali luas semula dan kemudian penambahan spesies baru yang terdapat di dalam kuadrat luasan di catat (Suprianto, 2001).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Rabu 07 Maret 2010
Waktu : Pukul 16.00 s/d 17.45 WITA.
Tampat : Lapangan Gedung Sao Panrita (IKA) UNM Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Luas minimum
1. Tali raffia
2. Mistar
3. Alat tulis menulis
b. Jumlah minimum
1. 2 buah plot
2. Meteran
3. Alat tulis menulis
2. Bahan
Jenis tumbuhan yang terdapat di dalam plot yang telah dibuat dan yang telah di lempar.
C. Prosedur Kerja
1. Luas Minimum
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
b. Membuat plot pertama dengan ukuran 25 x 25 cm kemudian mengamati plot tersebut, mencatat tumbuhan apa saja yang terdapat di dalam plot dan menhitung jumlah spesiesnya.
c. Membuat plot kedua yang bersambungan dengan plot pertama dengan ukuran 25 x 50 cm kemudian mengamati plot tersebut, mencatat tumbuhan apa saja yang terdapat di dalam plot dan menhitung jumlah spesiesnya.
d. Membuat plot ketiga yang bersambungan dengan plot yang sebelumnya dengan ukuran 50 x 50 cm kemudian mengamati plot tersebut, mencatat tumbuhan apa saja yang terdapat di dalam plot dan menhitung jumlah spesiesnya.
e. Membuat plot keempat yang bersambungan dengan plot yang sebelumnya dengan ukuran 50 x 100 cm kemudian mengamati plot tersebut, mencatat tumbuhan apa saja yang terdapat di dalam plot dan menhitung jumlah spesiesnya.
f. Membuat plot kelima yang bersambungan dengan plot yang sebelumnya dengan ukuran 100 x 100 cm kemudian mengamati plot tersebut, mencatat tumbuhan apa saja yang terdapat di dalam plot dan menhitung jumlah spesiesnya.
2. Jumlah Minimum
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur lahan sebesar 15 x 15 m dengan menggunakan meteran.
3. Melaukan pelemparan plot sebanyak 15 kali dan dalam satu kali pelemparan plot dilakukan 3 seri. Maka pelemparan plot dilakukan sebanyak 45 kali.
4. Melempar plot dalam lahan secara menyebar dan tidak melempar plot di luar lahan yang telah diukur.
5. Setelah melempar plot, mengamati, mencatat dan menghitung jumlah spesies yang terdapat di dalam plot. begitu seterusnya sampai pada plot ke 45.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Luas Minimum
NO LUAS JENIS SPESIES JUMLAH SPESIES
1 25 x 25 Digiteria hastata
Spesies A 2
2 25 x 50 Digiteria hastata
Spesies A 2
3 50 x 50 Mucuna pruriens
Digiteria hastata
Spesies A 3
4 50 x 100 Mucuna pruriens
Digiteria hastata
Spesies A 3
5 100 x 100 Centrosema pubes
Mucuna pruriens
Digiteria hastata
Spesies A 4
2. Jumlah Minimum
NO SERI PLOT NAMA SPESIES JUMLAH
1 1 A Mucuna pruriens
Sida guri
Digiteria hastata 5
B Centrocema pubes
C Casia alata
2 2 A Mucuna pruriens
Tridas procumbens
Digiteria hastata 5
B Sida guri
Centrocema pubes
C -
3 3 A Mucuna pruriens
Centrocema pubes 8
B Ipomea sp
Casia alata
C Mimosa pudica
Spesies A
Sida guri
Digiteria hastata
4 4 A Mucuna pruriens
Digiteria hastata
Casia alata 6
B Sida guri
Ipomea sp
C Urang aring
5 5 A Ipomea sp
Digiteria hastata
Casia alata
Centrocema pubes
Sida guri 7
B Tridas procumbens
C Spesies B
6 6 A Rumput A
Rumput B
Spesies A
Colopogonium mucoides 4
B -
C -
7 7 A Colopogonium mucoides
Rumput A
Rumput B
Sida retusa
Ipomea triangularis
Tridas procumbens 7
B Spesies A
C -
8 8 A Tridas procumbens
Rumput A 3
B -
C Mimosa pudica
9 9 A Colopogonium mucoides
Casia alata
Meremia ultifolia
Rumput A 5
B Sida retusa
C -
10 10 A Rumput A
Rumput B
Colopogonium mucoides
Centrocema pubes
Sida retusa
B -
C -
11 11 A Colopogorium mucoides
Sida retusa
Digiteria hastata 4
B Casia alata
C -
12 12 A Mimosa pudica
Clemea aspersa
Meremia ultifolia ultifolia
Ipomea sp
Tridas prokumbens
Centrosema pubes 10
B Sida retusa
Casia alata
Tagetes
C Spesies A
13 13 A Tridas prokumbens
Centrosema pubes
Spesies A 5
B Mimosa pudica
Tageta
C -
14 14 A Tridas prokumbens
Colopogonium mucoides
Casia alata
Meremia ultifolia fitifolia
Ipomea sp 6
B Ipomea truangularis
C -
15 15 A Tridas prokumbens
Ipomea sp
Mimosa pudica
Centrosema pubes
Meremia ultifolia fitifolia 6
B Colopogonium mucoides
C -
C. Pembahasan
1. Luas Minimum
Pada kesempatan kali ini kami akan melakukan pengamatan tentang luas minimum. Dalam melakukan praktikum kami membuat 5 lahan-lahan yang berukuran 25 x 25, 25 x 50, 50 x 50, 50 x 100, dan 100 x 100. dan dalam lahan inilah kami mengamati tumbuhan apa saja yang terdapat di dalamnya dan menghitung julah spesiesnya. dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data pada lahan/plot yang berukuran 25 x 25 cm ditemukan adanya 2 jenis tumbuhan yantu Digiteria hastata dan jenis tumbuhan yang tidak diketahui namanya yang disepakati dengan nama spesies A. Pada plot kedua dengan ukuran 25 x 50 cm sama saja dengan plot pertama yaitu ditemukan adanya 2 jenis tumbuhan. pada plot ketiga dengan ukuran 50 x 50 cm ditemukan adanya 3 jesis tumbuhan yakni Digiteria hastata, Mucuna pruriens, dan Spesies A. Pada plot keempat dengan ukuran 50 x 100 cm sama saja dengan plot ketiga ditemukan adanya 3 jenis tumbuhan yaitu Digiteria hastata, Mucuna pruriens, dan Spesies A. Pada plot terakhir dengan ukuran 100 x 100 cm ditemukan adanya 4 jenis tumbuhan yaitu Digiteria hastata, Mucuna pruriens, Centrosema pubes dan Spesies A.
Teori yang ada menyatakan baha Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Anonim, 2010)
2. Jumlah minimum
Pada kesempatan kali ini selain mengamati tentang jumlah minimum kami juga mengamati tentang luas minimum. Pada pengamatan luas minimum kami menggunakan plot untuk melakukan pengamatan. Plot dilempar sebanyak 15 kali tapi dalam 1 kali pelemparan terdapat 3 seri jadi jumlah keseluruhan peleparan adalah 45 kali pelemparan plot. Berdasarakan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pelemparan plot pertama seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mucuna pruriens, Sida guri, Digiteria hastata, Centrocema pubes, Casia alata. Pada pelemparan plot kedua seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mucuna pruriens, Tridas procumbens, Sida guri, Digiteria hastata, Centrocema pubes. Pada pelemparan plot ketiga seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mucuna pruriens,Ipomea sp, Sida guri, Digiteria hastata, Centrocema pubes, Casia alata, Mimosa pudica, dan Spesies A. Pada pelemparan plot keempat seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mucuna pruriens, Sida guri, Digiteria hastata, Ipomea sp, Casia alata dan Urang-aring. Pada pelemparan plot kelima seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Ipomea sp, Sida guri, Digiteria hastata, Centrocema pubes, Casia alata, Tridas procumbens dan Spesies B. Pada pelemparan plot keenam seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Rumput A, Rumput B, Spesies A dan Colopogonium mucoides. Pada pelemparan plot ketujuh seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Colopogonium mucoides, Ipomea triangularis, Sida retusa, Tridas procumbens dan Spesies A. Pada pelemparan plot kedelapan seri A, B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Rumput A, Tridas procumbens dan Mimosa pudica. Pada pelemparan plot kesembilan seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Colopogonium mucoides, Miremia sp, Casia alata, Sida retusa, dan Rumput A. Pada pelemparan plot kesepuluh seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Colopogonium mucoides, Centrosema sp, Sida retusa,Rumput A dan Rumput B. Pada pelemparan plot kesebelas seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Colopogonium mucoides, Casia alata, Sida retusa dan Digiteria hastata. Pada pelemparan plot keduabelas seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mimosa pudica, Clemea aspersa, Meremia ultifolia ultifolia, Ipomeas sp, Sida retusa, Tridas procumbent, Centrosema pubes, Casia alata, Tagetes dan Spesies A. . Pada pelemparan plot ketigabelas seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mimosa pudica, Tridas procumbens, Centrosema pubes, Tagetes dan Spesies A. Pada pelemparan plot keempatbelas seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Colopogonium mucoides, Meremia ultifolia ultifolia, Ipomeas sp, Tridas procumbens, Casia alata dan Ipomea triangularis. Pada pelemparan plot terakhir seri A,B dan C ditemukan adanya tumbuhan jenis Mimosa pudica, Meremia ultifolia ultifolia, Ipomeas sp, Tridas procumbens, Centrosema pubes, Colopogonium mucoides.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh/plot yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang.
2.
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan untuk praktikum selanjutnya antara lain :
1. Hendaknya dalam melaksanakan praktikum para praktikan dapat dengan teliti menghitung jumlah spesies yang terdapat pada setiap plot dan sekiranya dapat bersungguh-sungguh dalam melakukan pengamatan.
2. Diharapkan kepada asisten agar dapat membimbing praktikannya dengan baik agar praktikan dapat bersungguh-sungguh dalam melakukan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. http://www.che@blog.com/doc/analisisvegetasiluasminimum. Diakses pada 11 April 2010.
Anonimb. 2010. http://www.Dedy’s_Site.com/doc//Analisavegetasi. Diakses pada 11 April 2010.
Hardjosuwarn, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM
Suprianto, Bambang. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Bandung: UPI
Susanto, Pudyo. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Malang: PPGSM
Langganan:
Postingan (Atom)